Identifikasi Sarcoptes Scabiei Kucing Domestik di Kecamatan Wua-Wua Kendari
DOI:
https://doi.org/10.54082/jupin.814Kata Kunci:
Kucing Domestik, Sarcoptes Scabiei, SkabiesAbstrak
Scabies merupakan penyakit kulit pada manusia maupun hewan peliharaan yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei pada lapisan korneum kulit. Sarcoptes scabiei merupakan tungau kulit yang banyak menyerang kucing dan menyebabkan penyakit kudis atau scabies. Penyakit ini merupakan penyakit yang sangat menular dan bersifat zoonosis. Sarcoptes scabiei memiliki kemampuan bergerak dan berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lain atau dari hewan ke manusia apabila lingkungan sekitar kurang terjaga kebersihannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sarcoptes scabiei pada kucing domestik di Kecamatan Wua-wua Kendari. Penelitian ini bersifat descriptif kualitatif dengan teknik pengambilan purposive sampling, sampel penelitian ini adalah hasil kerokan kulit kucing penderita scabies sebanyak 30 sampel. Metode pengambilan dengan melakukan pengerokan kulit, selanjutnya diperiksa menggunakan KOH 10% untuk mendeteksi keberadaan sarcoptes scabiei . Hasil penelitian yang dilakukan dari 30 sampel kucing domestik, ditemukan hasil negatif sebanyak 28 ekor kucing (93,33%), dengan kondisi tubuh dalam keadaan bersih dan tidak terdapat luka. selanjutnya dperoleh hasil positif sebanyak 2 ekor kucing (6,66%) dengan kondisi tubuh yang mengalami penurunan, tidak ada bulu dan terdapat tonjolan seperti reaksi alergi disekitar kulit. Diketahui bahwa 2 ekor kucing positif Sarcoptes scabiei karena adanya kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
Referensi
Amir, K. L., Erawan, I. G. M. K., & Arjentinia, I. P. G. Y. (2020). Laporan kasus: pemberian terapi ivermectin dan sulfur terhadap kasus scabiosis pada kucing ras persia. Indonesia Medicus Veterinus, 9(1), 89-98.
Aljawarneh, Barokah, U. (2023). hubungan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan dengan kejadian scabies di pondok pesantren al-fattah lampung selatan tahun 202 (Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).
Aritonang EA, Kusumawati N, Febrianth A, Mahardika D, Kurnianto A. 2020. Otitis eksterna akibat infestasi Otodectes cynotis pada Kucing domestik long hair. Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan. 10: 33-37.
da Silva JT, Ferreira LC, Fernandes MM, Sousa LN, Feltosa TF, Braga FR, Brasil AWL, Vilela VLR. 2020. Prevalence and Clinical Aspects of Otodectes cynotis Infestation in Dogs and Cats in the Semi-arid Region of Paraiba, Brazil. Acta Scientiae Veterinariae 48: 1-6.
Cahya, N., Primarizky, H., & Yunita, M. N. (2022). Faktor Risiko dan Prevalensi Scabiosis Kucing Tahun 2020 di Klinik Griya Satwa, Magetan. Jurnal Medik Veteriner, 5(1), 81-86.
Calista, R. M. D. P., Erawan, I. G. M. K., & Widyastuti, S. K. (2019). Laporan kasus: penanganan toksokariosis dan skabiosis pada kucing domestik betina berumur enam bulan. Indonesia Medicus Veterinus, 8(5), 660-668.
Dewi, A. H. K., Prihastuti, A. E., Wisesa, I. B. G. R., & Adrenaline, S. L. (2022). Penanganan skabies pada kucing di Yourdaily Petshop and Vet Jakarta Timur. ARSHI Veterinary Letters, 6(4), 65-66.
Dey, C. (2018). An ancient global disease: Scabies a systematic cross-section. Journal of Parasitic Diseases: Diagnosis and Therapy. 3(1): 11-13
Gunawan, I., & Fernando, Y. (2021). Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit Pada Kucing Menggunakan Metode Naive Bayes Berbasis Web. Jurnal Informatika Dan Rekayasa Perangkat Lunak, 2(2), 239-247.
Gunardi, K., Sungkar, S., Widaty, S., & Irawan, Y. (2022). Level of Evidence Diagnosis Skabies Berdasarkan Oxford Centre for Evidence-Based Medicine. eJournal Kedokteran Indonesia, 10(3), 276-83.
Hariono, A. P. F., Haskito, A. E. P., Yessica, R., Wisesa, I. B. G. R., & Fadli, M. (2021). Penanganan scabies pada kucing mix-persia di Rafa Pet’s Care. ARSHI Veterinary Letters, 5(3), 45-46.
Kemenkes, R. I. (2021). Profil kesehatan indonesia 2020. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 139.
Navlasari, L. N., Ratnawati, R., & Warsito, E. (2022). Faktor Yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Penularan Penyakit Skabies Di Pondok Pesantren Darul Ulum Takeran Kabupatan Magetan. ULIL ALBAB: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(2), 129-136.
Nurajizah, S., & Saputra, M. (2018). Sistem Pakar Berbasis Android Untuk Diagnosa Penyakit Kulit Kucing Dengan Metode Forward Chaining. Jurnal Pilar Nusa Mandiri, 14(1), 7-14.
Moroni B et al., 2022. Zoonotic Episodes of Scabies: A Global Overview. Pathogens 11(2): 213.
Rahmi, E., & Hidayat, R. (2021). Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies di Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Bangkinang. Jurnal Kesehatan Tambusai, 2(1), 1-6.
Rahmadani, R., Kusnoto, K., & Yudhana, A. (2021). Sarcoptes SP. Infection in Turtledoves (Geopelia Striata) at Banyuwangi. Jurnal Medik Veteriner, 4(2), 269-274.
Sartiva, C. E. O., & Zulfikar, Z. (2023). IDENTIFIKASI SARCOPTES SCABIEI PADA KELINCI DI PETERNAKAN ROMY RABBIT BREEDER DESA COT BUKET KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Jurnal Ilmiah Peternakan, 11(1), 130-139
.Shofi, M. G., Jayanti, P. D., & Arjentinia, I. P. G. Y. (2024). Chlamydiasis accompanied with scabiosis and otitis externa in cats. Veterinary Science and Medicine Journal, 12-21.
Susanto, H., Kartikaningrum, M., Wahjuni, R. S., Warsito, S. H., & Yuliani, M. G. A. (2020). Kasus scabies (Sarcoptes scabiei) pada kucing di klinik Intimedipet Surabaya. Jurnal Biosains Pascasarjana, 22(1), 37-45.
Siagian, T. B., & Fikri, F. H. (2019). Infestasi ektoparasit pada kucing di klinik hewan Kabupaten Bogor. Kendari (ID): SNT2R.
Wardani, P. I. K., Putriningsih, P. A. S., & Soma, I. G. (2023). Dermatitis due to Sarcoptes scabiei and Rhipicephalus sanguineus accompanied by anaplasmosis in Shih-tzu mixed dog. Veterinary Science and Medicine Journal, 290-302.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Apriyanto Apriyanto, Susanti Susanti, Salsabillah Hafifah, Adriatman Rasak, Muh Ilyas Yusuf

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.